PASANG IKLAN KORAN POS KOTA

PASANG IKLAN KORAN POS KOTA

Poskota, Media Massa Fenomenal dari sang Menteri


Poskota atau yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan The City Post, merupakan sebuah harian yang diterbitkan dari kota Jakarta. Media massa ini dimiliki oleh PT Media Antarkota Jaya dan telah beroperasi menerbitkan harian ini sejak tahun 1970. Berbeda dengan beberapa media massa nasional yang fokus membahas berita-berita politik yang sering dikaitkan dengan golongan kelas menengah ke atas, media massa ini berisi berita-berita lokal yang temanya berkisar pada kasus-kasus keseharian. Tema yang diangkat meliputi kasus kriminal hingga berita bola dan gossip. Tema ini sendiri dipilih karena ingin membidik pasar kelas menengah ke bawah yang menurut survey memang lebih menyukai berita-berita semacam itu.
Poskota, Media Massa dengan Tampilan dan Konten Unik
Selain memiliki konten yang berbeda dengan media massa nasional lainnya yang telah mendapat tempat di masyarakat, harian ini juga memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut terlihat dari desain layoutnya yang unik dan cenderung tidak terlalu formal serta kaku. Penggunaan istilah-istilahnya juga terkadang dianggap lebih vulgar dibanding media massa lainnya. Meskipun demikian, media massa ini sebenarnya dibentuk pertama-tama oleh Menteri Penerangan era Orde Baru yang begitu terkenal, Harmoko. Bersama dengan beberapa partnernya yang lain, antara lain John Surjawinata, Tahar S. Abiyasa, dan Pansa Tampubolon, Harmoko mendirikan Poskota yang didasarkan pada survey yang dilakukannya pada kalangan kelas menengah ke bawah mengenai jenis konten yang ingin mereka dapatkan.
Survey tersebut dilakukan di beberapa tempat di kota Jakarta, antara lain di Tanjung Priok, Jatinegara, Senen, dan Tanah Abang. Hasil survey menunjukkan bahwa warga kurang mendapatkan kepuasan bila membaca informasi yang didapat dari media massa nasional yang dianggap mainstream. Sebab, survey tersebut menunjukkan bahwa masyarakat menyukai berita yang umum terjadi dalam kesehariannya. Berita-berita politik yang dianggap hanya terjadi di kalangan elit, terutama di masa orde baru, dianggap kurang menarik oleh masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peluang besar untuk mengisi ketidakpuasan ini dengan sebuah media massa yang benar-benar bisa memenuhi keinginan masyarakat. Hal ini juga ditunjukkan dengan kesuksesan yang diraih Poskota selanjutnya.
Kesuksesan Poskota ditunjukkan bahkan sejak awal diterbitkannya harian ini. Pada 15 April 1970 yang merupakan tanggal pertama penerbitan Poskota, harian ini berhasil mencuri perhatian masyarakat. Terhitung 3.500 eksemplar terjual pada awal diterbitkannya harian ini. Selain itu, reaksi masyarakat juga dianggap positif sehingga semakin memantapkan media massa ini untuk terus berkarya dengan trend yang positif. Pada perkembangannya, harian ini terus mencetak sukses dan pada beberapa bulan sejak awal diterbitkannya, harian ini mampu menjual hingga 30.000-60.000 eksemplar harian setiap bulannya. Tentu saja kesuksesan ini terbilang sangat menakjubkan. Tidak banyak media massa yang mampu menjual jumlah oplah sebesar itu, apalagi bagi media massa yang sejak awal kemunculannya kurang dianggap karena menyasar golongan menengah ke bawah tanpa konten politik yang dianggap sangat menarik.
Pada perkembangan selanjutnya, harian ini semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu media massa terdepan yang selalu menghadirkan berita menarik untuk masyarakat Indonesia. Pada tahun 1999, harian ini meluncurkan versi harian digitalnya yang bisa diakses secara online. Versi ini disebut dengan Pos Kota Online dan mulai merambah targetnya pada sektor bisnis. Selanjutnya, harian ini juga membahas berita-berita politik yang dulu tidak pernah dilakukannya. Ketenaran harian ini semakin menguat dengan ditemukannya survey, bahwa Poskota merupakan harian dengan penjualan terbesar di Indonesia pada tahun 2005 bulan Mei dan Juni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar